KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji dan syukur kami panjatkan
kepada Allah Swt karena berkat ridho danrahmat-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “KLB Kolera” tepatpada waktunya. Semoga penulisan
makalah ini dapat memenuhi syarat untuk tugas pada mata pelajaran Ilmu
Kesehatan Masyarakat (IKM).
Makalah ini dibuat berdasarkan
beberapa sumber yang bersangkutan denganmateri. Dalam penyusunan makalah ini,
kami banyak menemukan berbagai hambatandan kendala karena keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan yang kami punya. Kamimenyadari bahwamakalah ini jauh
dari sempurna baik secara penyajian ataupunkelengkapannya. Oleh karena itu,
kami siap menerima segala kritik dan saran demisempurnanya makalah-makalah yang
lainnya.
Tak lupa, saya juga mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telahmembantu dalam penyusunan makalah
ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak di bidang farmasi dan bidang
kesehatan pada umumnya.
Wassalamu’alaikum wr.wb
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul
Kata
Pengantar.................................................................................................................i
Daftar
Isi..........................................................................................................................ii
Bab
I
Pendahuluan..........................................................................................................1
1.1 Latar
Belakang.............................................................................................................2
1.2 Tujuan Masalah........................................................................................................2
Bab
II Pembahasan.........................................................................................................3
2.1
Definisi........................................................................................................................3
2.2 Gejala Penyakit.......................................................................................................4
2.3 Penularan penyakit..........................................................................................................5
2.4 Penyebab penyakit............................................................................................................5
2.5 Penanganan dan Pengobatan
penyakit........................................................................6
2.6 Pencegahan &
Pengobatan..........................................................................................6
2.7 Diagnosis
Penyakit..................................................................................................7
2.8 Penatalaksanaan
penyakit.........................................................................................8
2.9 Studi kasus............................................................................................................9
2.10 Epidemiologi.......................................................................................................10
2.11 Etiologi..............................................................................................................10
2.12
Patogenesis/Patofisiologi......................................................................................11
2.13 Taksonimi..........................................................................................................11
Bab
III
Penutup...............................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................12
3.2
Saran............................................................................................................................12
Daftar
Pustaka.................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Cholera
umumnya merupakan penyakit yang menyebar karna sanitasi yang buruk yang
menyebabkan kontaminasi sumber air. Cara ini jelas merupakan mekanisme utama
penyebaran penyakit cholera dalam lingkungan masyarakat miskin di Amerika
selatan.
Fasilitas
ssanitasi yang baik dieropa dan amerika serikat mengakibatkan hamper tidak
pernah terjadi wabah choera. Kasus-kasus sporadic muncul karna kerang yang
diambil dari perairan pantai yang tercemar oleh kotoran, dimakan mentah.
Cholera dapat juga ditularkan oleh kerang yang dipanen dari air yang tidak
tercemar karena V. cholera O1 merupakan bagian dari Mikrobiota penghuni alami
perairan pantai.
Vibrio
Cholera memproduksi racun Cholera, model untuk Enteretoksin, yang tindakan pada
epitel mukosa bertanggung jawab atas diare karakteristik penyakit kolera. Dalam
masnifestasi exterm, kolera adalah salah satu penyakit fatal cepat paling
dikenal seseorang yang sehat dapat menjadi hipotensi satu jam setelah timbulnya
gejala dan mungkin meninggal dalam waktu 2-3 jam jika pengobatan tidak
disediakan lebih umum, penyakit ini berlangsung dari bangku cair pertama yang
mengejutkan di 4-12 jam, dengan kematian berikut dalam 18 jam untuk beberapa
hari.
1.2
Tujuan
1.
Untuk
memenuhi tugas mikrobiologi
2.
Untuk dapat
mengetahui Penyebaran dan gejala-gejala yang terserang penyakit kolera
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Kolera
Penyakit kolera adalah penyakit yang
menginfeksi saluran usus bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio
cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan atau
minuman yang terkontaminasi. Bakteri tersebut mengeluarkan enterotoksin
(racunnya) pada saluran usus sehingga terjadilah diare (diarrhoea) disertai
muntah yang akut dan hebat, akibatnya seseorang dalam waktu hanya beberapa hari
kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk pada kondisi dehidrasi.
Apabila dehidrasi tidak segera
ditangani, maka akan berlanjut kearah hipovolemik dan asidosis metabolik dalam
waktu yang relatif singkat dan dapat menyebabkan kematian bila penanganan tidak
adekuat. Pemberian air minum biasa tidak akan banyak membantu, Penderita
(pasien) kolera membutuhkan infus cairan gula (Dextrose) dan garam (Normal
saline) atau bentuk cairan infus yang di mix keduanya (Dextrose Saline).
Ada dua jenis umum Vibrio cholerae:
1. Vibrio cholera serogrup O1 non-bakteri
2. Vibrio cholera serogrup O1.
Dalam kebanyakan kasus, Vibrio cholerae serogrup O1
adalah jenis Vibrio cholerae yang menyebabkan kolera. Vibrio cholera serogrup
O139, sebuah Vibrio cholerae serogrup O1 non-bakteri, adalah penyebab lain dari
kolera. Ada sekitar 70 spesies lain dari Vibrio cholera serogrup O1
non-bakteri, namun spesies lainnya jarang menyebabkan diare.
2.2
Gejala Penyakit Kolera
Pada orang
yang feacesnya ditemukan bakteri kolera mungkin selama 1-2 minggu belum
merasakan keluhan berarti. Tetapi saat terjadinya serangan infeksi maka tiba-tiba
terjadi diare dan muntah dengan kondisi cukup serius sebagai serangan akut yang
menyebabkan samarnya jenis diare yang dialami.
Akan tetapi
pada penderita penyakit kolera ada beberapa hal tanda dan gejala yang
ditampakkan, antara lain ialah :
1.
Diare yang
encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus.
2.
Feaces atau
kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putih
keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi seperti
manis yang menusuk.
3.
Feaces
(cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan akan mengeluarkan
gumpalan-gumpalan putih.
4.
Diare
terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak.
5.
Terjadinya
muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita tidaklah
merasakan mual sebelumnya.
6.
Kejang otot
perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.
7.
Banyaknya
cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi dengan tanda-tandanya
seperti: detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik, mata cekung, hypotensi
dan lain-lain yang bila tidak segera mendapatkan penangan pengganti cairan
tubuh yang hilang dapat mengakibatkan kematian.
2.3
Penularan Penyakit Kolera
1.
Seseorang
bisa mendapatkan kolera dengan minum air atau makan makanan tercemar dengan
Vibrio cholerae. Sumber kontaminasi cholerae Vibrio, selama epidemi, biasanya
tinja orang yang terinfeksi. Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat di daerah
dengan pengobatan yang tidak memadai limbah dan air minum.
2.
Vibrio
cholerae juga dapat hidup dalam lingkungan payau (air asin) sungai dan perairan
pesisir. Ketika dimakan mentah, kerang telah menjadi sumber bakteri Vibrio
cholerae, dan beberapa orang di Amerika Serikat terjangkit kolera setelah makan
kerang mentah atau kurang matang dari Teluk Meksiko.
3.
Karena
Vibrio cholerae tidak mungkin menyebar langsung dari satu orang ke orang lain,
kontak biasa dengan penderita tidak risiko untuk menjadi sakit.
4.
Setelah
Vibrio cholerae yang tertelan, bakteri perjalanan ke usus kecil di mana mereka
mulai berkembang biak. Penyebab utama diare berair, gejala kolera
karakteristik, adalah ketika Vibrio cholerae mulai memproduksi racun mereka.
5.
Dalam rangka
mengembangkan gejala kolera, seseorang perlu menelan banyak Vibrio cholerae.
Jumlah yang dibutuhkan menurun pada mereka yang menggunakan antasida (atau
siapa yang baru saja dimakan makan), ketika asam di lambung dinetralkan.
6.
Penyakit
dapat menyebar lebih lanjut jika orang yang terinfeksi mulai menggunakan sumber
air kotor untuk membersihkan diri mereka sendiri dan untuk buang dari limbah.
2.4
Penyebab Penyakit Kolera
1.
Paparan kebersihan
yang buruk
2.
Makan
makanan mentah atau kerang
3.
Kekurangan
asam klorida dapat meningkatkan kerentanan
2.5
Penanganan dan Pengobatan Penyakit
Kolera
Penderita
yang mengalami penyakit kolera harus segera mandapatkan penaganan segera, yaitu
dengan memberikan pengganti cairan tubuh yang hilang sebagai langkah awal.
Pemberian cairan dengan cara Infus/Drip adalah yang paling tepat bagi penderita
yang banyak kehilangan cairan baik melalui diare atau muntah. Selanjutnya
adalah pengobatan terhadap infeksi yang terjadi, yaitu dengan pemberian
antibiotik/antimikrobial seperti Tetrasiklin, Doxycycline atau golongan
Vibramicyn.
Pengobatan
antibiotik ini dalam waktu 48 jam dapat menghentikan diare yang terjadi. Pada
kondisi tertentu, terutama diwilayah yang terserang wabah penyakit kolera
pemberian makanan/cairan dilakukan dengan jalan memasukkan selang dari hidung
ke lambung (sonde). Sebanyak 50% kasus kolera yang tergolang berat tidak dapat
diatasi (meninggal dunia), sedangkan sejumlah 1% penderita kolera yang mendapat
penanganan kurang adekuat meninggal dunia. (massachusetts medical society,
2007: Getting Serious about Cholera).
2.6
Pencegahan
1.
Penjernihan
cadangan air dan pembuangan faeces yang memenuhi standar
2.
Meminum air
yang sudah terlebih dahulu dimasak
3.
Menghindari
sayuran mentah atau ikan dan kerang yang dimasak tidak sampai matang
4.
Sayuran dan
buah-buahan harus dicuci dengan larutan kalium permanganat
5.
Pemberian
antibiotic tetrasiklin bisa membantu mencegah penyakit pada orang-orang yang
sama-sama menggunakan perabotan rumah dengan orang yang terinfeksi kolera.
2.7
Diagnosis Penyakit Kolera
Diagnosis kolera meliputi
diagnosis klinis dan bakteriologis, dalam menegakkan diagnosis pada penyakit
kolera yang berat, terutama pada suatu daerah endemik, tidaklah sukar.
Kesukaran menegakkan diagnosis biasanya terjadi pada kasus-kasus yang ringan
dan sedang, terutama di luar endemi atau epidemi. Dasar pengobatan kolera ialah
simtomatik dan kausal berupa penggantian cairan dan elektrolit dengan segera.
Dengan mengetahui keadaan
klinis yang cepat dan tepat maka pengobatan dapat dilakukan segera, sambil
menyiapkan diagnosis secara bakteriologis sehingga diharapkan dapat menurunkan
angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh wabah kolera.
A.
Diagnosis
Masa inkubasi : 3 – 6 hari
a. Keluhan
pokok
1) Tiba-tiba
diare :
2) Tinja yang
encer/lembek
3) Diikuti
oleh cairan yang menyerupai air cucian beras, berbau amis
4) Mual –
muntah menyusul diare.
b. Tanda
penting
1) Dehidrasi
(turgor kulit jelek, mata dan pipi cekung)
2) Jari-jari
keriput
3) Asidosis
4) Syok :
nadi cepat dan kurang berisi, tensi turun, keringat dingin
5) Hipokalemi
c. Pemeriksaan
khusus
1) Pemeriksaan
laboratorium
B.
Komplikasi
Gagal ginjal
akut
2.8
Penatalaksanaan
Penyakit Kolera
A. Terapi
umum
1.
Dasarnya
mengganti cairan dan elektrolit
2.
Keadaan
ringan dan sedang cukup minum oralit, aqua atau air kelapa.
3.
Kalau
dehidrasi berat harus dengan cairan infuse
a. Istirahat
1. Istirahat di
rumah sakit
2. Larutan
ringer laktat dan larutan garam fisiologi
b. Diet
1. Diet bebas
c. Medikamentosa
1. Obat pokok :
a.
tetrasiklin
3 x 500, 2-3 hari.
b.
kloramfenikol
sama dengan tetrasiklin
c.
Streptomisin
peroral
d.
Tanpa antibiotik dapat sembuh sendiri, asal
masukan dan elektrolit mencukupi.
e.
Obat
alternatif : -
2.9
Studi kasus
2.9.1
Latar
Belakang
Pada Januari
2010, terjadi wabah Kolera di Kabupaten Ciamis,Jawa Barat, Indonesia melibatkan
302 pasien di komunitas dan di sekolah. Tujuaninvestigasi adalah menentukan
sumber dan cara transmisi wabah, sertamengendalikan wabah.
2.9.2
Metode
Studi kasus kontrol dilakukan di
komunitas pada 90 kasus dan 90 kontrol.Informasi dikumpulkan menggunakan
kuesioner untuk mengidentifikasi faktor risiko dan faktor protektif seperti
sumber air, kebiasaan makan, jumlah jiwa dalamrumah dan penggunaan jamban. Pada
kelompok anak sekolah dilakuan diskusikelompok terarah (DKT) untuk mengetahui
faktor yang juga berpengaruh.
2.9.3
Hasil
Analisis multivariate menunjukkan
faktor risiko wabah adalah laki-laki (OR2,21 ; IK 95% 1,07 ± 4,55), makan
rambutan (OR 2,92 ; IK 95% 1,22 ± 6,98),pelajar (OR 9,89 ; IK 95% 4,13 ± 23,66)
dan jumlah jiwa lebih dari 5 orang dalamsatu rumah (OR 2,6 ; IK 95% 1,04 ±
6,52). Pada studi ini faktor lingkungan seperti tidak menggunakan jamban dan
jenis sumber air tidak terbukti bermakna sebagai faktor yang berpengaruh. Hasil
DKT menunjukkan bahwa pengetahuan pelajar terhadap sumber dan cara penularan
diare masih rendah, mempunyai kebiasaan jajan makanan atau minuman dan tidak
terbiasa mencuci tangan sebelum makan.
2.9.4
Simpulan
Respons terhadap wabah kolera dan
penerapan upaya pencegahantelah dilakukan dengan cepat sehingga dapat
meminimalkan fatalitas kasus.Temuan studi menunjukkan pentingnya upaya
perbaikan praktik higieneperorangan terutama untuk kalangan pelajar dan mereka
yang terbiasamengkonsumsi buah yang tidak dicuci. Hasil DKT memberikan
informasi tentangcara transmisi wabah di sekolah dan perlu ditindaklanjuti
dengan upaya promosikesehatan yang sesuai.
2.10 Epidemiologi
Cholera telah menjadi endemic di Ganges delta,Bengal
barat,Bangladesh dan asia bagianselatan sekitar 1817,33 beberapa jenis obat resisten
terhadap kolera,sementara di Rwanda terjadi kematian lebih dari 20.000.
epidemic kolera pada 1991 dan 1998 menyebabkan lebih dari 1 juta kematian di
amerika latin. Insidensi 1 kasus per satu juta orang.
Vibrio
cholera adalah kelompok yang paling sering menyebabkan wabah dan penyakit. Ada 2 2
biotipe, classic dan E1 Tor .33. pada tahun 1992 grup baru ditemukan yaitu 0138
Bengal,ditemukan di india dan menyebar cepat ke asia bagian selatan. Sekitar 25
% sampai 50 % kasus berakibat fatal jika tidak mendapat perawatan. Pencegahan
perpindahan kolera tergantung pada usaha pembersihan air minum dan sanitasi
lingkungan,yang sangat susah diwujudkan di negara berkembang.
2.11 Etiologi
Vibrio cholerae adalah kuman aerob,
gram negatif berukuran 0,2-0,4 mm x 1,5-4,0 mm, mudah dikenal dalam sediaan
tinja kolera dengan pewarnaan gram sebagai batang-batang pendek sedikit bengkok
( koma ), tersusun berkelompok seperti kawanan ikan yang berenang. V cholerae
dibagi menjadi 2 biotipe, klasik dan El Tor, yang dibagi berdasarkan struktur
biokimianya dan parameter laboratorium lainnya. Tiap biotipe dibagi lagi
menjadi 2 serotipe, Inaba dan Ogawa.
Vibrio cholerae dapat tumbuh cepat
dalam berbagai dari media selektif seperti agar garam empedu,
agar-gliserin-telurit-taurokolat, atau agar thiosulfate-citrate-bile
salt-sucrose ( TCBS ). Kelebihan medium TCBS ialah pemakaiannya tidak
memerlukan sterilisasi sebelumnya. Dalam medium ini koloni vibrio tampak
berwarna kuning-suram. Identifikasi Vibrio cholerae biotipe El Tor penting untuk
tujuan epidemiologis. Sifat-sifat penting yang membedakannya dengan biotipe
kolera klasik adalah resistensi terhadap polimiksin B, resistensi terhadap
kolerafaga tipe IV dan menyebabkan hemolisis pada eritrosit kambing (
Soemarsono, 2006 ).
2.12 Patogenesis/Patofisiologi
V.cholera adalah
bakteri gram negative berbentuk basil yang karakteristiknya sama dengan family
enterobakteriaceae. Patologi kolera dihasilkan dari entero toksin (toksin
kolera) yang diproduksi oleh bakteri. Kondisi mengurangi keasaman lambung
seperti penggunaan antacid ,pemblok reseptor histamine atau penghambat pompa
proton atau infeksi Helicobacter pylory, meningkatkan resiko terkena penyakit
ini. Toksin cholera mernagsang adenilat siklae yang akan meningkatkan Camp
intrasel dan menghasilkan penghambatan absorpsi natrium dan klorida oleh
mikrovili dan menyebabkan pengeluaran klorida dan air oleh sel crypt. Aksi
toksin seperti terjadi di sepanjang saluran pencernaan, tetapi kehilangan
cairan banyak terjadi di duodenum. Efek dari toksin cholera adalah pengeluaran
cairan isotonis (terutama di usus ) yang melebihi batas kapasitas saluran
intestinal (terutama di kolon). Akan menyebabkan diare yang berair dengan
konsentrasi elektrolit sama dengan plasma. Periode inkubasi rata – rata untuk
infeksi V. Cholerae adalah 1 – 3 hari. Presentasi klinik dapat bertukar dari
asimptomatik menjadi dehidrasi life – threatening ( dapat sembuh dengan
sendirinya ) untuk diare yang encer. Onset dari diare tiba – tiba dan
ditunjukkan dengan cepat atau kadang didahului dengan mual. Tanda umumnya tidak
mempunyai “ rice water “ adalah tanda klasik yang ditandai dengan cholera.
Demam terjadi pada kurang dari 5% pasien dan pemeriksaan fisik berkotelasi baik
dengan dehidrasi yang berat. Pada sebagian kasus yang berat, penyakit ini dapat
berprogres pada kematian pada 2 – 4 jam jika tidak ditangani. Pada beberapa
kasus, akumulasi cairan di dalam lumen intestinal menyebabkan distensi (
penggelembungan ) abdomen dan ileus dan menyebabkan deplesi (intravaskular tanpa
diare. Pasien dapat kehilangan sampai 1 liter cairan isotonis setiap jam (
Dipiro, 2005 ).
2.13 Taksonomi Bakteri Vibrio Cholerae
Kerajaan : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Vibrionales
Famili : Vibrionaceae
Genus : Vibrio
Spesies : V. Cholerae
Nama
binomial :Vibrio cholerae
Pacini
1854
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Penyakit
kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang
disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh
seseorang melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.
2. Bakteri
Vibrio cholerae berkembang biak dan menyebar melalui feaces (kotoran) manusia,
bila kotoran yang mengandung bakteri ini mengkon-taminasi air sungai dan
sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko
terkena penyakit kolera itu juga.
3. Cara
pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah dengan prinsip
sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces)
pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang
sudah dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai
sabun/anti-septik, cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan
mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang.
3.2
Saran
Adapun saran kepada seluruh masyarakat adalah
hendaknya selalu melakukan hidup bersih, melakukan sanitasi lingkungan,
terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces) pada tempatnya yang
memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah dimasak
terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai
sabun/antiseptik,cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan
mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang